Dalam suatu
organisasi yang baik dan mempunyai orientasi visi misi kedepan harus mempunyai
seorang pemimpin yang baik pula, pimpinan dalam organisasi adalah jabatan atau
posisi seseorang dalam sebuah organisasi, bertugas untuk mengatur segala
sesuatu mengenai kebijakan dan keputusan dalam melangkah dan menjalankan
organisasi tersebut. Kepemimpinan merupakan kemampuan dan keterampilan
seseorang yang menduduki jabatan sebagai pemimpin suatu kerja untuk
mempengaruhi bawahannya untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga
melalui perilaku positif dia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian
tujuan organisasi (Manajemen Pendidikan Jasmani, 2011 :134). Pemimpin dalam
sebuah organisasi mempunyai tugas yang besar yaitu bertanggung jawab atas semua
kinerja organisasi yang dia jalankan, pemimpin yang baik harus mempunyai
kemampuan memimpin dan mengarahkan, meotivari, melindungi dan mengatur jalannya
kinerja dari setiap bidang yang terkait dalam organisasi. Secara sederhana
kepemimpinan menurut Miftah Toha diartikan sebagai pelaksanaan otoritas atau
pembuat keputusan (Manajemen pendidikan Jasmani, 2011 : 133). sedangkan
kepemimpinan menurut Idhoci Anwar (Manajemen Pendidikan Jasmani, 2011 : 88)
adalah kedudukan individu yang mengatur segara alur administrasi dan manajerial
guna mendukung terwujudnya roda organisasi yang sehat dan solid dalam mencapai
tujuan pendidikaan. Kepemimpinan sendiri memiliki beberapa penggolongan sesuai
dengan karakter dan sifat seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan akan berpengaruh
terhadap pencapaian hasil dari organisasi, organisasi apapun baik organisasi
dalam dunia pendidikan maupun non pendidikan.
Konsep dasar dari
organisasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah kehidupan manusia
karena pada kenyataannya manusia hidup itu selalu berada dalam organisasi yang
bersifat baik secara sadar maupun tidak sadar.Menurut Hermawan Darman,
Sekolah sebagai suatu organisasi juga dipandang sebagai sistem sosial yang
terbuka terhadap lingkungan organisasi (Manajemen Pendidikan, 2010 : 83).
Sekolah yang salah satunya mempunyai sifat sosial dalam dunia pendidikan yang
lebih difokuskan dalam organisasi sekolah yang memegang penuh kebijakan dan
keputusan adalah kepala sekolah, organisasi sekolah mempunya susuanan pengurus
atau staf yang mempunyai misi dan visi untuk menghasilkan output yang baik dan
nilainya mampu bersaing dalam dunia perguruan tinggai maupun dunia pekerjaan.
1. Pengertian
kepemimpinan
Kepemimpinan menurut
menurut George R. Terry, Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang,
agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok, ini selaras dengan
pendapat Howard H. Hoyt, dalam bukunya Aspect of Modern Public
Administration, “Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku
manusia, kemampuan untuk membimbing orang. Bahkan untuk mempengaruhi dan
membimbing seseorang demi mencapai tujuan-tujuan tertentu mempunyai cara dan
seni sendiri, sering kita mengartikan bahwa pemimpin itu orientasinya hanya memerintah
tanpa melihat apakah perintah itu bisa di terima oleh bawahan dan anggota
organisasi yang dipimpinnya, jadi dalam teori dari beberapa ahli ini diharapkan
pemimpin mempunyai sisi seni untuk menentukan arah kebijakan dan keputusan
tanpa menimbulkan sebuah konflik baik dari atasan kebawahan maupun sebaiknya.
Disinilah pentingnya pemimpin mempunyai kemampuan mempengaruhi. Agus Dharma
mendefinisikan, “Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang
dan sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu”. bahkan
organisasi yang bergerak dalam kegiatan-kegiatan negatifpun harus mempunyai
pemimpin yang telah disampaikan oleh beberapa ahli.
2. Macam-macam
gaya dan tipe kepemimpinan
Setiap organisasi
dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan visi dan misi organisasi itu karena
seorang pemimpin mempunyai perilaku dan gaya atau tipe kepemimpinan yang mampu
mengarahkan dan membimbing seluruh anggota untuk mencapai visi dan misi yang
sudah ditetapkan oleh organisasi tersebut. Menurut Haris Suprapto
perilaku-perilaku yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah :
(1) kemampuan
mempengaruhi;
(2) Kemampuan
mengarahkan;
(3) Kemampuan
membimbing;
(4) Kemampuan
memotivasi;
(5) Kemampuan
mengendalikan;
(6) Kemampuan
mengatasi masalah. Kesemua perilaku-perilaku ini yang harus dimiliki oleh
seorang pimpinan untuk menjadikan organisasi yang dia kelola dapat mencapai
tujuan.
Sedangkan
kepemimpinan sendiri terdapat beberapa gaya atau tipe kepemimpinan, dari
berbagai literatur dan sumber semua mengarah dan mengelompokan menjadi enam
gaya kepemimpinan antara lain (Suprapto Haris) :
a.
Tipe kepemimpinan Visioner yaitu tipe kepemimpinan yang menpunyai ciri pemimpin
yang memiliki wawasan yang luas, Mempunyai visi yang kuat, Suka
memancing ide – ide orang lain untuk mencapai visi, Suka
menerima kritik atau saran dari manapun, Memberi kebebasan kepada
bawahan, Mementingkan
kepentingan bersama dan terbuka.
b.
Tipe kepemimpinan Demokratis yaitu tipe kepemimpinan yang mempunyai ciri
pemimpin yang memiliki wawasan yang luas, mempunyai wawasan kedepan, pandai
memberi motivasi, mempunyai inovasi, berani mengambil resiko yang telah
diperhitungkan, memberi kebebasan kepada bawahannya dan mempunyai komitmen yang
tinggi.
c.
Tipe kepemimpinan Partisipatip yaitu tipe kepemimpinan yang mempunyai ciri
pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang mempunyai ciri pemimpin yang memiliki
wawasan yang luas, mempunyai wawasan kedepan, pandai memberi motivasi, suka
menerima saran orang lain, menghargai pendapat orang lain, memberi kebebasan
terhadap bawahan, suka melibatkan orang laindalam pengambilan keputusan.
d.
Tipe kepemimpinan Otoriter yaitu tipe kepemimpinan yang mempunyai ciri pemimpin
yang memiliki wawasan yang luas, suka memerintah orang lain, suka mengancam,
suka memaksakan kehendak, berperilaku keras, tidak menghargai pendapat orang
lain, orientasi pada kekuasaan.
e.
Tipe kepemimpinan Karismatik yaitu tipe kepemimpinan yang mempunyai ciri
pemimpin yang memiliki wawasan yang luas, mempunyai pengaruh kepada masyarakat
atau pengikutnya, mempunyai visi kedepan yang menarik, masyarakat atau
pengikutnya mempunyai kepercayaan yang besar kepada pimpinannya, mempunyai
kepercayaan tinggi yang besar, dirinya sebagai model atau
simbol nilai-nilai baru yang ditiru oleh pengikutnya, memiliki
keberanian dan pendirian yang kuat untuk mewujudkan visinya
f.
Tipe kepemimpinan tranformasional yaitu tipe kepemimpinan yang mempunyai ciri
pemimpin yang memiliki wawasan yang luas, para
pemimpin dan pengikutnya saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan
motivasi lebih tinggi, para
pemimpin menggerakkan kebutuhan-kebutuhan tingkatan yang lebih tinggi kepada
pengikutnya, para
pengukutnya ada kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat kepada
pemimpinnya, para
pemimpin mentranformasi dan memotivasi kepada para pengikutnya tentang
pentingnya pekerjaan dan organisasi daripada kepentingan dirinya sendiri.
3. Pengertian
Organisasi Sekolah
Pengertian sekolah
sebagai organisasi dan sistem saat ini sudah dikenal oleh berbagai praktisi
yang berkonsentrasi dalam dunia pendidikan. Sebagai insan yang berkonsentrasi
dalam dunia pendidikan hal pertama yang harus kita mengerti adalah organisasi,
semua pandangan organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur
atau susunan yakni dalam penyusunan atau penempatan orang-orang dalam suatu
kelompok kerja sama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang dalam
kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab masing-masing. Penentuan
struktur hubungan tugas dan tanggung jawab itu dimaksudkan agar tersusun suatu
pola kegiatan untuk menuju ke arah tercapainya tujuan bersama.
Sebagaimana terangkum
dalam Liweri (1997) beberapa ahli mengemukakan pengertian tentang organisasi.
Victor A. Thompson, 1969 menyatakan bahwa sebuah organisasi adalah integrasi
impersonal dan sangat rasional atas sejumlah spesialis yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati. Jadi organisasi adalah aktivitas dalam
membagi-bagi kerja, menggolong-golongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang,
menetapkan saluran perintah dan tanggung jawab, ini tak jauh berbeda dalam
organisasi yang dijalankan di sekolah yaitu :
a)
Sekolah sebagai organisasi sosial
Sekolah sebagai organisasi sosial
memandang organisasi dalam konteks sistem sosial yang memiliki tujuan tertentu
dan merupakan tujuan bersama. Organisasi sosial mempunyai ciri mempunyai
ketergantungan satu sama lain, kejelasan anggota, perbedaan dengan
lingkungannya, hubungan sosial yang kompleks, dan budaya organisasi yang khas
(Hermawan Darman, 2010 : 79). Menurut Hoy Miskel (Manajemen pendidikan, 2010 :
80 ) Elemen kunci sekolah sebagai organisasi sosial antara lain :
1.
Struktur yaitu meliputi peran dan harapan hirarki birokrasi, posisi dan
regulasi.
2.
Individu yaitu interaksi organisasi yang diatur oleh struktur organisasi
memiliki kebutuhan keyakinan dan pengalaman tersendiri sesuai kebutuhan
keyakinan, dan pemahaman atas pekerjaan yang dilakukan.
3.
Culture Mempresentasikan sesuatu yang tidak tertulis dalam organisasi
meliputi nilai-nilai, noema-norma bersama, kebersamaan, kebiasaan kerja, cara
berfikir dan sebagainya.
4.
Politics merupakan kekuatan informal yang memunculkan penyeimbang bagi
kekuatan organisasi formal.
5.
Environtment adalah sesgala sesuatu yang berada di luar organisasi
sebagai sistem sosial.
6.
Outcomes adalah hasil yang dicapai oleh proses transformasi berbagai
input.
7.
Internal feedback loops umpan balik internal yang muncul dari
berbagai interaksi dari berbagai komponen sub sistem.
8. Exkternal
feedback loops umpan balik eksternal yang muncul dari interaksi
lingkungan internal sekolah dengan lingkungan eksternal sekolah.
b) Sekolah
sebagai organisasi pembelajar (Lerning Organization)
Salah satu kebutuhan masayarakat
adalah sebuah pendidikan, disini sekolah sebagai organisasi pembelajar dan
pendidik berperan aktiv, seperti sekolah atau universitas. Menurut Leithwood
dan Louis (Manajemen Pendidikan, 2010 : 82) Organisasi pembelajar disini dimana
seseorang dengan komitmen bersama menilai secara rutin tujuan-tujuan mereka,
memodifikasi tujuan-tujuan tersebut manakalasezuai dan secara terus menerus
mengembangkan cara-cara yang lebih efektiv dan evisien demi mencapai tujun
tersebut.
Sekolah sebagai
organisasi dan sistem, artinya semua elemen atau unsur yang ada di sekolah
sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan satu dengan yang lain,
seperti siswa, guru, kepala sekolah, gedung, alat peraga, dan perangkat
pembelajaran, dan sebagainya. Dalam sumber lain mengatakan, Sekolah sebagai
sistem adalah sekolah yang memberdayakan seluruh komponen yang ada di dalamnya
secara terpadu, satu sama lain saling berkaitan erat dan mendorong kegiatan
sekolah untuk mencapai tujuan, antara lain input, proses, output, dan outcome
(Depdiknas, 2007:5).
Sedangkan untuk dunia pendidikan,
kerangka sosiologi sebagai ilmu kemasyarakatan menunjukkan bahwa masyarakat
sangat memerlukan kehadiran organisasi pendidikan beserta institusi sosialnya
guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Oleh karena itu, keberadaan sekolah
sebagai salah satu institusi pendidikan formal merupakan keniscayaan historis
dari tingkat perkembangan pranata sosial lembaga pendidikan di zaman modern.
Sekolah sebagai inti pranata pendidikan manusia modern sudah seharusnya
menggunakan perangkat-perangkat yang dimiliki organisasi modern (http://www.uns.ac.id).
Dari dasar ini, sekolah merupakan
organisasi yang memiliki komponen-komponennya dan memenuhi persyaratan sebagai
sebuah organisasi formal. Beberapa kriteria organisasi yang diuraikan di bagian
atas dapat kita lihat manifestasi spesifik dalam lembaga sekolah. Pertama,
seperti halnya organisasi bisnis atau sebuah rumah sakit sekolah memiliki
tujuan kelembagaan yang jelas. Kedua, dalam organisasi sekolah juga terdapat
pola jaringan kerja dari sejumlah posisi yang saling berkaitan (seperti guru,
supervisor dan adminsitrator) dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Analisis
organisasional mengetengahkan bahwa sekolah mengemban fungsi sebagai lembaga
yang memberi pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik, dengan
mengkoordinasikan individu-individu yang memiliki tugas dan peran yang
berbedabeda dalam satuan jaringan kerja yang bersifat fungsional. Guru secara formal
bertugas mengajar dan mengelola pembelajaran dengan para siswanya di kelas.
Supervisor berfungsi mengadakan pembinaan kepada para guru, agar kinerja mereka
berlangsung secara efektif dan efisien, sementara tugas administratur sekolah
untuk mengkoordinasikan dan memadukan berbagai ragam aktivitas dalam lingkungan
sekolah (http://www.uns.ac.id).
Dari beberapa sumbar
yang ada yang membahas tentang gaya-gaya kepemimpinan dan organisasi sekolah
dapat kita kaitkan dan implikasikan dalam perkembangan sistem yang ada di
sekolah atau dilingkungan kerja masing-masing. Sebagai contoh perkembangan mutu
sekolah yang disebabkan oleh peranan kepala sekolah sebagai pemimpin, yang mana
kepala sekolah tersebut mempunyai gaya kepemimpinan yang mereka anut dan mereka
ikuti. Sesuai pernyataan yang dilontarkan oleh Judiph Chapman (dalam www.iaoed.org) yaitu “Quality
schools require quality leadership” yang yang artinya kualitas sekolah
membutuhkan kepemimpinan yang berkualitas. Disini jelas diterangkan bahwa untuk
meningkatkan mutu dari sertiap sekolah yang mempunyai visi misi kedepan maka
harus mempunyai seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah yang berkualitas.
Seperti apa kepala sekolah sebagai pemimpin yang berkualitas itu, dalam
paparannya Haris Suprapto mengatakan bahwa pemimpin yang baik dan berkualitas
itu harus mempunyai perilaku-perilaku positif yang sudah dituliskan dalam
kajian teori diatas.
Pada saat ini secara
luas diyakini bahwa, jika ingin memperbaiki atau meningkatkan mutu dari sebuah
pendidikan yang ada dalam sekolah yang dikelola oleh seorang kepala sekolah
maka kepala sekolah tersebut wajib untuk mengubah budaya yang dan struktur dari
pelaksana beberapa jenis kepemimpinan (Rexford Brown dalam www.dpsk12.org/pdf/culture_organization).
Dari pernyataan ini, yaitu budaya dan struktur organisasi yang dapat
mempengaruhi mutu pendidikan maka ada hubungannya pada desain sebuah organisasi
pada pendidikan. Menutrut Robbins, 1994 : 304 dalam Darman Hermawan
(Manajemen Pendidikan 2010, 77) menyebutkan lima elemen umum dalam suatu
organisasi, yaitu :
a.
The operating core yaitu para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar,
dalam sekolah pegawai ini adalah guru.
b.
The strategic apex yaitu Manajer tingkat puncak yang diberi tanggung
jawab keseluruhan, dalam organisasi sekolah hal ini adalah kepala sekolah.
c.
The middle line yaitu para manajer yang jadi penghubung antara operating
core dan strategic apex, dalam organisasi sekolah dalam hal ini
adalah para wakil kepala sekolah.
d. The
techno structure yaitu para analis yang mempunyai tanggung jawab untuk
melaksanakan bentuk standarisasi tertentu dalam organisasi.
e.
The support staff yaitu orang-orang yang mengisi unit staf, yang memberi
jasa pendukung tidak langsung kepada organisasi. Dalam organisasi sekolah biasa
di sebut dengan tenaga adminstrasi sekolah.
Berdasarkan kelima elemen
tersebut dapat dianalisis bahwa desain organisasi memiliki sisitem dan aturan
yang berbeda dalam kelima elemen tersebut (Darman Hermawan dalam Tim
dosen UPI, 2010 : 78). Dari sisni bisa dikaitkan dalam sudut pandang
sekolah sebagai organisasi.
Implikasi sekolah
sebagai organisasi dapat kita temukan dibeberapa sekolah yang ada di sekitar
kita yang mana salah satu perbedaan mutu dan perkembangan sekolah tersebut
salah satunya disebabkan oleh budaya yang diterapkan dan jenis kepemimpinan yang
dianut oleh kepala sekolah itu sendiri. Sebagai contoh sekolah yang ada
dipinggiran kota sekolah yang ada dipertengahan kota, kedua sekolah ini
mempunyai beberapa perbedaan dari kualitas pendidikan dan mutu pendidikan
dikarenakan budaya, sistem organisasi, struktur organisasi dan gaya
kepemimpinan berbeda dari setiap kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan.
Sehingga hasil dari proses pembelajaran dari kedua sekolah tersebut akan
mengalami perbedaan dari output.
Sudut pandang sekolah
sebagai organisasi sosial yang mana merupakan pandangan sekolah sebagai
organisasi formal, pandangan ini berimplikasi pada bagaimana memeperlakukan
atau mengelola sekolah (Tim Dosen UPI : 2010, 79). Dalam mengelola sekolah
kepala sekolah harus memahami perihal tentang fungsi utama seorang pemimpin
pendidikan, fungsi utama kepala sekolah ialah menciptakan situasi belajar
mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan
baik. Dalam melaksanakan fungsi tersebut kepala sekolah memiliki tanggung jawab
ganda yaitu melaksanakan administrasi sekolah sehingga tercipta situasi belajar
mengajar yang baik, dan melaksanakan superfisi sehingga kemapuan guru-guru
meningkat dalam membimbing pertumbuhan musid-murid (Darman Hermawan dalam Tim
Dosen UPI : 2010, 141).
Untuk meningkatkan
potensi dan kemampuan guru-guru dalam pembelajaran, kepala sekolah bertanggung
jawab penuh atas pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan, mampu membina
guru dalam mengembangkan kurikulum, membantu guru dalam metode dan prosedur
pembelajaran, serta mampu mendampingi dan membina guru dalam mengevaluasi
program pendidikan dan hasil belajar murid. Dari pemikiran ini akan mengarah
pada tataran Sekolah sebagai organisasi pembelajaran.
E.
Simpulan
Berdasarkan kajian
teoritik dan pembahasan yang ada di atas dapat di simpulkan bahwa sebuah
organisasi pasti akan memiliki sebuah struktural, pemimpin, budaya, visi misi
dan tujuan adanya organisasi itu sendiri. Ini juga berlaku dalam organisasi
sekolah atau organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan. Jika di sekolah
memiliki seorang kepala sekolah sebagai principle of policy, penentu
kebijakan, pemimpin dari roda organisasi. Maka kepala sekolah harus memiliki
jiwa kepemimpinan yang memadahi, meimliki wawasan tentang seperti apa pemimpin
dan tugas seorang pemimpin, ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari
organisasi yang dia jalankan.
DAFTAR PUSTAKA
Harper & Rowe,
1990, Understanding Schools: the Foundations of Education: NewYork.
(www.newfoundations.com/OrgTheory/SchoolasOrg.html)
Husdarta. 2011.
Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : Alfabeta
Rexford Brown, 2004, A
Background Paper for The Denver Commission on Secondary School Reform, (http://www.dpsk12.org/pdf/culture_organization.pdf)
Manajemen Pendidikan UPI, 2010,
Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta
www.iaoed.org/files/Edpol2.pdf
www.whitestag.org/aims/leadership_principles.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar