Senin, 25 November 2013

KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI

Dalam suatu organisasi yang baik dan mempunyai orientasi visi misi kedepan harus mempunyai seorang pemimpin yang baik pula, pimpinan dalam organisasi adalah jabatan atau posisi seseorang dalam sebuah organisasi, bertugas untuk mengatur segala sesuatu mengenai kebijakan dan keputusan dalam melangkah dan menjalankan organisasi tersebut. Kepemimpinan merupakan kemampuan dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pemimpin suatu kerja untuk mempengaruhi bawahannya untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku positif dia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi (Manajemen Pendidikan Jasmani, 2011 :134). Pemimpin dalam sebuah organisasi mempunyai tugas yang besar yaitu bertanggung jawab atas semua kinerja organisasi yang dia jalankan, pemimpin yang baik harus mempunyai kemampuan memimpin dan mengarahkan, meotivari, melindungi dan mengatur jalannya kinerja dari setiap bidang yang terkait dalam organisasi. Secara sederhana kepemimpinan menurut Miftah Toha diartikan sebagai pelaksanaan otoritas atau pembuat keputusan (Manajemen pendidikan Jasmani, 2011 : 133). sedangkan kepemimpinan menurut Idhoci Anwar (Manajemen Pendidikan Jasmani, 2011 : 88) adalah kedudukan individu yang mengatur segara alur administrasi dan manajerial guna mendukung terwujudnya roda organisasi yang sehat dan solid dalam mencapai tujuan pendidikaan. Kepemimpinan sendiri memiliki beberapa penggolongan sesuai dengan karakter dan sifat seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil dari organisasi, organisasi apapun baik organisasi dalam dunia pendidikan maupun non pendidikan.
Konsep dasar dari organisasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah kehidupan manusia karena pada kenyataannya manusia hidup itu selalu berada dalam organisasi yang bersifat baik secara sadar maupun tidak sadar.Menurut Hermawan Darman,  Sekolah sebagai suatu organisasi juga dipandang sebagai sistem sosial yang terbuka terhadap lingkungan organisasi (Manajemen Pendidikan, 2010 : 83). Sekolah yang salah satunya mempunyai sifat sosial dalam dunia pendidikan yang lebih difokuskan dalam organisasi sekolah yang memegang penuh kebijakan dan keputusan adalah kepala sekolah, organisasi sekolah mempunya susuanan pengurus atau staf yang mempunyai misi dan visi untuk menghasilkan output yang baik dan nilainya mampu bersaing dalam dunia perguruan tinggai maupun dunia pekerjaan.

1.      Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan menurut menurut George R. Terry, Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang, agar mereka suka berusaha mencapai tujuan-tujuan kelompok, ini selaras dengan pendapat Howard H. Hoyt, dalam bukunya Aspect of Modern Public Administration, “Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi tingkah laku manusia, kemampuan untuk membimbing orang. Bahkan untuk mempengaruhi dan membimbing seseorang demi mencapai tujuan-tujuan tertentu mempunyai cara dan seni sendiri, sering kita mengartikan bahwa pemimpin itu orientasinya hanya memerintah tanpa melihat apakah perintah itu bisa di terima oleh bawahan dan anggota organisasi yang dipimpinnya, jadi dalam teori dari beberapa ahli ini diharapkan pemimpin mempunyai sisi seni untuk menentukan arah kebijakan dan keputusan tanpa menimbulkan sebuah konflik baik dari atasan kebawahan maupun sebaiknya. Disinilah pentingnya pemimpin mempunyai kemampuan mempengaruhi. Agus Dharma mendefinisikan, “Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas seseorang dan sekelompok orang untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu”. bahkan organisasi yang bergerak dalam kegiatan-kegiatan negatifpun harus mempunyai pemimpin yang telah disampaikan oleh beberapa ahli.

2.      Macam-macam gaya dan tipe kepemimpinan
Setiap organisasi dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan visi dan misi organisasi itu karena seorang pemimpin mempunyai perilaku dan gaya atau tipe kepemimpinan yang mampu mengarahkan dan membimbing seluruh anggota untuk mencapai visi dan misi yang sudah ditetapkan oleh organisasi tersebut. Menurut Haris Suprapto perilaku-perilaku yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah :
(1) kemampuan mempengaruhi;
(2) Kemampuan mengarahkan;
(3) Kemampuan membimbing;
(4) Kemampuan memotivasi;
(5) Kemampuan mengendalikan;
(6) Kemampuan mengatasi masalah. Kesemua perilaku-perilaku ini yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan untuk menjadikan organisasi yang dia kelola dapat mencapai tujuan.
Sedangkan kepemimpinan sendiri terdapat beberapa gaya atau tipe kepemimpinan, dari berbagai literatur dan sumber semua mengarah dan mengelompokan menjadi enam gaya kepemimpinan antara lain (Suprapto Haris) :

a.       Tipe kepemimpinan Visioner yaitu tipe kepemimpinan yang menpunyai ciri pemimpin yang memiliki wawasan yang luas, Mempunyai visi yang kuat, Suka memancing ide – ide orang lain untuk mencapai visi, Suka menerima kritik atau saran dari manapun, Memberi kebebasan kepada bawahan, Mementingkan kepentingan bersama dan terbuka.

b.      Tipe kepemimpinan Demokratis yaitu tipe kepemimpinan yang mempunyai ciri pemimpin yang memiliki wawasan yang luas, mempunyai wawasan kedepan, pandai memberi motivasi, mempunyai inovasi, berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan, memberi kebebasan kepada bawahannya dan mempunyai komitmen yang tinggi.

c.       Tipe kepemimpinan Partisipatip yaitu tipe kepemimpinan yang mempunyai ciri pemimpin yang memiliki kepemimpinan yang mempunyai ciri pemimpin yang memiliki wawasan yang luas, mempunyai wawasan kedepan, pandai memberi motivasi, suka menerima saran orang lain, menghargai pendapat orang lain, memberi kebebasan terhadap bawahan, suka melibatkan orang laindalam pengambilan keputusan.

d.      Tipe kepemimpinan Otoriter yaitu tipe kepemimpinan yang mempunyai ciri pemimpin yang memiliki wawasan yang luas, suka memerintah orang lain, suka mengancam, suka memaksakan kehendak, berperilaku keras, tidak menghargai pendapat orang lain, orientasi pada kekuasaan.

e.       Tipe kepemimpinan Karismatik  yaitu tipe kepemimpinan yang mempunyai ciri pemimpin yang memiliki wawasan yang luas, mempunyai pengaruh kepada masyarakat atau pengikutnya, mempunyai visi kedepan yang menarik, masyarakat atau pengikutnya mempunyai kepercayaan yang besar kepada pimpinannya, mempunyai kepercayaan tinggi yang besar, dirinya sebagai model atau simbol nilai-nilai baru yang ditiru oleh pengikutnya, memiliki keberanian dan pendirian yang kuat untuk mewujudkan visinya

f.       Tipe kepemimpinan tranformasional yaitu tipe kepemimpinan yang mempunyai ciri pemimpin yang memiliki wawasan yang luas, para pemimpin dan pengikutnya saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi lebih tinggi, para pemimpin menggerakkan kebutuhan-kebutuhan tingkatan yang lebih tinggi kepada pengikutnya, para pengukutnya ada kepercayaan, kekaguman, kesetiaan, dan hormat kepada pemimpinnya, para pemimpin mentranformasi dan memotivasi kepada para pengikutnya tentang pentingnya pekerjaan dan organisasi daripada kepentingan dirinya sendiri.

3.      Pengertian Organisasi Sekolah
Pengertian sekolah sebagai organisasi dan sistem saat ini sudah dikenal oleh berbagai praktisi yang berkonsentrasi dalam dunia pendidikan. Sebagai insan yang berkonsentrasi dalam dunia pendidikan hal pertama yang harus kita mengerti adalah organisasi, semua pandangan  organisasi secara umum dapat diartikan memberi struktur atau susunan yakni dalam penyusunan atau penempatan orang-orang dalam suatu kelompok kerja sama, dengan maksud menempatkan hubungan antara orang dalam kewajiban-kewajiban, hak-hak dan tanggung jawab masing-masing. Penentuan struktur hubungan tugas dan tanggung jawab itu dimaksudkan agar tersusun suatu pola kegiatan untuk menuju ke arah tercapainya tujuan bersama.
Sebagaimana terangkum dalam Liweri (1997) beberapa ahli mengemukakan pengertian tentang organisasi. Victor A. Thompson, 1969 menyatakan bahwa sebuah organisasi adalah integrasi impersonal dan sangat rasional atas sejumlah spesialis yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Jadi organisasi adalah aktivitas dalam membagi-bagi kerja, menggolong-golongkan jenis pekerjaan, memberi wewenang, menetapkan saluran perintah dan tanggung jawab, ini tak jauh berbeda dalam organisasi yang dijalankan di sekolah yaitu :
a)      Sekolah sebagai organisasi sosial
Sekolah sebagai organisasi sosial memandang organisasi dalam konteks sistem sosial yang memiliki tujuan tertentu dan merupakan tujuan bersama. Organisasi sosial mempunyai ciri mempunyai ketergantungan satu sama lain, kejelasan anggota, perbedaan dengan lingkungannya, hubungan sosial yang kompleks, dan budaya organisasi yang khas (Hermawan Darman, 2010 : 79). Menurut Hoy Miskel (Manajemen pendidikan, 2010 : 80 ) Elemen kunci sekolah sebagai organisasi sosial antara lain :
1.      Struktur yaitu meliputi peran dan harapan hirarki birokrasi, posisi dan regulasi.
2.      Individu yaitu interaksi organisasi yang diatur oleh struktur organisasi memiliki kebutuhan keyakinan dan pengalaman tersendiri sesuai kebutuhan keyakinan, dan pemahaman atas pekerjaan yang dilakukan.
3.      Culture Mempresentasikan sesuatu yang tidak tertulis dalam organisasi meliputi nilai-nilai, noema-norma bersama, kebersamaan, kebiasaan kerja, cara berfikir dan sebagainya.
4.      Politics merupakan kekuatan informal yang memunculkan penyeimbang bagi kekuatan organisasi formal.
5.      Environtment adalah sesgala sesuatu yang berada di luar organisasi sebagai sistem sosial.
6.      Outcomes adalah hasil yang dicapai oleh proses transformasi berbagai input.
7.      Internal feedback loops umpan balik internal yang muncul dari berbagai interaksi dari berbagai komponen sub sistem.
8.      Exkternal feedback loops umpan balik eksternal yang muncul dari  interaksi lingkungan internal sekolah dengan lingkungan eksternal sekolah.

b)     Sekolah sebagai organisasi pembelajar (Lerning Organization)
Salah satu kebutuhan masayarakat adalah sebuah pendidikan, disini sekolah sebagai organisasi pembelajar dan pendidik berperan aktiv, seperti sekolah atau universitas. Menurut Leithwood dan Louis (Manajemen Pendidikan, 2010 : 82) Organisasi pembelajar disini dimana seseorang dengan komitmen bersama menilai secara rutin tujuan-tujuan mereka, memodifikasi tujuan-tujuan tersebut manakalasezuai dan secara terus menerus mengembangkan cara-cara yang lebih efektiv dan evisien demi mencapai tujun tersebut.
Sekolah sebagai organisasi dan sistem, artinya semua elemen atau unsur yang ada di sekolah sebagai satu kesatuan yang utuh, tidak terpisahkan satu dengan  yang lain, seperti siswa, guru, kepala sekolah, gedung, alat peraga, dan perangkat pembelajaran, dan sebagainya. Dalam sumber lain mengatakan, Sekolah sebagai sistem adalah sekolah yang memberdayakan seluruh komponen yang ada di dalamnya secara terpadu, satu sama lain saling berkaitan erat dan mendorong kegiatan sekolah untuk mencapai tujuan, antara lain input, proses, output, dan outcome (Depdiknas, 2007:5).
Sedangkan untuk dunia pendidikan, kerangka sosiologi sebagai ilmu kemasyarakatan menunjukkan bahwa masyarakat sangat memerlukan kehadiran organisasi pendidikan beserta institusi sosialnya guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Oleh karena itu, keberadaan sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan formal merupakan keniscayaan historis dari tingkat perkembangan pranata sosial lembaga pendidikan di zaman modern. Sekolah sebagai inti pranata pendidikan manusia modern sudah seharusnya menggunakan perangkat-perangkat yang dimiliki organisasi modern (http://www.uns.ac.id).
Dari dasar ini, sekolah merupakan organisasi yang memiliki komponen-komponennya dan memenuhi persyaratan sebagai sebuah organisasi formal. Beberapa kriteria organisasi yang diuraikan di bagian atas dapat kita lihat manifestasi spesifik dalam lembaga sekolah. Pertama, seperti halnya organisasi bisnis atau sebuah rumah sakit sekolah memiliki tujuan kelembagaan yang jelas. Kedua, dalam organisasi sekolah juga terdapat pola jaringan kerja dari sejumlah posisi yang saling berkaitan (seperti guru, supervisor dan adminsitrator) dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Analisis organisasional mengetengahkan bahwa sekolah mengemban fungsi sebagai lembaga yang memberi pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik, dengan mengkoordinasikan individu-individu yang memiliki tugas dan peran yang berbedabeda dalam satuan jaringan kerja yang bersifat fungsional. Guru secara formal bertugas mengajar dan mengelola pembelajaran dengan para siswanya di kelas. Supervisor berfungsi mengadakan pembinaan kepada para guru, agar kinerja mereka berlangsung secara efektif dan efisien, sementara tugas administratur sekolah untuk mengkoordinasikan dan memadukan berbagai ragam aktivitas dalam lingkungan sekolah (http://www.uns.ac.id). 
Dari beberapa sumbar yang ada yang membahas tentang gaya-gaya kepemimpinan dan organisasi sekolah dapat kita kaitkan dan implikasikan dalam perkembangan sistem yang ada di sekolah atau dilingkungan kerja masing-masing. Sebagai contoh perkembangan mutu sekolah yang disebabkan oleh peranan kepala sekolah sebagai pemimpin, yang mana kepala sekolah tersebut mempunyai gaya kepemimpinan yang mereka anut dan mereka ikuti. Sesuai pernyataan yang dilontarkan oleh Judiph Chapman (dalam www.iaoed.org) yaitu “Quality schools require quality leadership” yang yang artinya kualitas sekolah membutuhkan kepemimpinan yang berkualitas. Disini jelas diterangkan bahwa untuk meningkatkan mutu dari sertiap sekolah yang mempunyai visi misi kedepan maka harus mempunyai seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah yang berkualitas. Seperti apa kepala sekolah sebagai pemimpin yang berkualitas itu, dalam paparannya Haris Suprapto mengatakan bahwa pemimpin yang baik dan berkualitas itu harus mempunyai perilaku-perilaku positif yang sudah dituliskan dalam kajian teori diatas.
Pada saat ini secara luas diyakini bahwa, jika ingin memperbaiki atau meningkatkan mutu dari sebuah pendidikan yang ada dalam sekolah yang dikelola oleh seorang kepala sekolah maka kepala sekolah tersebut wajib untuk mengubah budaya yang dan struktur dari pelaksana beberapa jenis kepemimpinan (Rexford Brown dalam www.dpsk12.org/pdf/culture_organization). Dari pernyataan ini, yaitu budaya dan struktur organisasi yang dapat mempengaruhi mutu pendidikan maka ada hubungannya pada desain sebuah organisasi pada pendidikan. Menutrut Robbins, 1994 : 304  dalam Darman Hermawan (Manajemen Pendidikan 2010, 77) menyebutkan lima elemen umum dalam suatu organisasi, yaitu :
a.       The operating core yaitu para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar, dalam sekolah pegawai ini adalah guru.
b.      The strategic apex yaitu Manajer tingkat puncak yang diberi tanggung jawab keseluruhan, dalam organisasi sekolah hal ini adalah kepala sekolah.
c.       The middle line yaitu para manajer yang jadi penghubung antara operating core dan strategic apex, dalam organisasi sekolah dalam hal ini adalah para wakil kepala sekolah.
d.      The techno structure yaitu para analis yang mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan bentuk standarisasi tertentu dalam organisasi.
e.       The support staff yaitu orang-orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa pendukung tidak langsung kepada organisasi. Dalam organisasi sekolah biasa di sebut dengan tenaga adminstrasi sekolah.
Berdasarkan kelima elemen tersebut dapat dianalisis bahwa desain organisasi memiliki sisitem dan aturan yang berbeda dalam kelima elemen tersebut (Darman Hermawan dalam Tim dosen  UPI, 2010 : 78). Dari sisni bisa dikaitkan dalam sudut pandang sekolah sebagai organisasi.
Implikasi sekolah sebagai organisasi dapat kita temukan dibeberapa sekolah yang ada di sekitar kita yang mana salah satu perbedaan mutu dan perkembangan sekolah tersebut salah satunya disebabkan oleh budaya yang diterapkan dan jenis kepemimpinan yang dianut oleh kepala sekolah itu sendiri. Sebagai contoh sekolah yang ada dipinggiran kota sekolah yang ada dipertengahan kota, kedua sekolah ini mempunyai beberapa perbedaan dari kualitas pendidikan dan mutu pendidikan dikarenakan budaya, sistem organisasi, struktur organisasi dan gaya kepemimpinan berbeda dari setiap kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan. Sehingga hasil dari proses pembelajaran dari kedua sekolah tersebut akan mengalami perbedaan dari output.
Sudut pandang sekolah sebagai organisasi sosial yang mana merupakan pandangan sekolah sebagai organisasi formal, pandangan ini berimplikasi pada bagaimana memeperlakukan atau mengelola sekolah (Tim Dosen UPI : 2010, 79). Dalam mengelola sekolah kepala sekolah harus memahami perihal tentang fungsi utama seorang pemimpin pendidikan, fungsi utama kepala sekolah ialah menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik. Dalam melaksanakan fungsi tersebut kepala sekolah memiliki tanggung jawab ganda yaitu melaksanakan administrasi sekolah sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang baik, dan melaksanakan superfisi sehingga kemapuan guru-guru meningkat dalam membimbing pertumbuhan musid-murid (Darman Hermawan dalam Tim Dosen UPI : 2010, 141).
Untuk meningkatkan potensi dan kemampuan guru-guru dalam pembelajaran, kepala sekolah bertanggung jawab penuh atas pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan, mampu membina guru dalam mengembangkan kurikulum, membantu guru dalam metode dan prosedur pembelajaran, serta mampu mendampingi dan membina guru dalam mengevaluasi program pendidikan dan hasil belajar murid. Dari pemikiran ini akan mengarah pada tataran Sekolah sebagai organisasi pembelajaran.

E.       Simpulan
Berdasarkan kajian teoritik dan pembahasan yang ada di atas dapat di simpulkan bahwa sebuah organisasi pasti akan memiliki sebuah struktural, pemimpin, budaya, visi misi dan tujuan adanya organisasi itu sendiri. Ini juga berlaku dalam organisasi sekolah atau organisasi yang bergerak dalam bidang pendidikan. Jika di sekolah memiliki seorang kepala sekolah sebagai principle of policy, penentu kebijakan, pemimpin dari roda organisasi. Maka kepala sekolah harus memiliki jiwa kepemimpinan yang memadahi, meimliki wawasan tentang seperti apa pemimpin dan tugas seorang pemimpin, ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari organisasi yang dia jalankan.


DAFTAR PUSTAKA
Harper & Rowe, 1990,  Understanding Schools: the Foundations of Education: NewYork. (www.newfoundations.com/OrgTheory/SchoolasOrg.html)
Husdarta. 2011. Manajemen Pendidikan Jasmani.  Bandung : Alfabeta
Rexford Brown, 2004, A Background Paper for The Denver Commission on Secondary School Reform, (http://www.dpsk12.org/pdf/culture_organization.pdf)
Manajemen Pendidikan UPI, 2010, Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta
www.iaoed.org/files/Edpol2.pdf
www.whitestag.org/aims/leadership_principles.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar